Situ Lembang
kekasihku, apakah kita harus mengakhiri
apa yang sebenarnya belum kita mulai.
tepi danau inilah yang selalu menyinggung ingatan.
lelehan kabut dari puncak gunung
terapung, menyamarkan kenangan dan luka.
pohon-pohon tegak dengan sendirinya
tak seperti kesetiaan kita yang rapuh dan lapuk oleh waktu.
dan aku memang tahu, lanskap jalan ini
landai namun terasing.
sepanjang usia,
kau bertanya mengapa daunan jatuh
tanpa bahasa.
langit hitam, kampung mulai melebam.
dua nelayan terburu mengangkat jaringnya
seakan danau ini tak lagi bersahaja
ikan-ikan enggan tersesat dalam bubu mereka.
lalu, lihatlah kita
mataku yang berlumut
rintik hujan tampak setia, enggan terusik dari pipi.
sebab kau selalu tergesa menitipkan sesuatu,
mungkin kebisuan.
kekasih, apakah ini kesetiaan?
di sekeliling danau, daun-daun mahoni jatuh.
mengambang, memutar kenangan.
sepertinya aku tahu, kita tak akan dipertemukan kembali.
malam yang menyurut, matahari berlaut.
atau embun yang terasa asin di mata kita.
kekasih, lalu inikah kesabaran?
seakan-akan taman ini serupa dengan surga,
yang menjadi pangkal dari perpisahan Adam dan Hawa.
2011
0 comments:
Post a Comment