John H. Mc Glynn, 40 Tahun Geluti Sastra Indonesia
Posted by PuJa on May 9, 2012
Ujung Tombak Karya Sastra Indonesia Terjemahan
Siti Mugi Rahayu
http://www.indopos.co.id/
Mempromosikan sastra dan budaya Indonesia melalui penerjemahan karya-karya satra Indonesia ke luar negeri, dilakukan John H. Mc Glynn guna membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia.
Sosok berambut putih dan berkumis berwarna senada denngan rambutnya, ditambah lagi, wajahnya yang bule dan fasih berbahasa Indonesia membuatnya begitu mudah dikenali. Rupanya pria asal Wisconsin, USA ini sudah 40 tahun menetap di Indonesia. John H. Mc Glynn mendirikan Yayasan Lontar yang merupakan ujung tombak penerjemahan karya-karya penulis Indonesia dan membawanya melanglang buana ke luar negeri, terutama negara-negara berbahasa utama Bahasa Inggris (Australia, Amerika, dan Inggris).
“Yayasan Lontar didirikan dengan tujuan mengenalkan sastra dan budaya Indonesia kepada dunia internasional,” ujar John saat diskusi mengenai Kebangkitan Sastra Indonesia di Panggung Dunia, di Aksara Book Store, Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. Selain kegiatan penerjemahan karya sastra ke dalam bahasa Inggris, Yayasan yang didirikan sejak tahuhn 1978 ini juga melakukan usaha riset dan dokumentasi sastra-budaya Indonesia, seperti dokumentasi audio-visual tradisi lisan, rekaman wawancara pelaku sejarah, dokumentasi audio-visual biografi sastrawan Indonesia, dan yang diterbitkan berupa buku, antara lain dokumentasi tradisi tulis, sejarah Orde Baru, antologi drama Indonesia selama seratus tahun, dan sebagainya. “Melalui Modern Library of Indonesia, pembaca asing tak hanya dapat mengikuti perkembangan sastra Indonesia dari zaman ke zaman.
Pengamat luar akan dapat lebih menghayati kekuatan politik dan sosial yang ikut mengejawantakan negara Indonesia,” ujar lulusan sastra Indonesia Universitas Michigan. Seri yang menjadi salah satu program Yayasan Lontar dan berupa terjemahan bahasa Inggris karya-karya sastra Indonesia ini dianggap penting serta berharga dalam menyuarakan zamannya, dimulai dari periode awal sastra Indonesia yang dianggap modern, yaitu tahun 1920-an hingga karya sastra terkini. Saat ini, telah terbit sepuluh judul pertama. “Dalam tiga tahun mendatang diharapkan terbit 50 judul agar dunia dapat mengenal dan mendokumentasikan sejarah perkembangan masyarakat Indonesia melalui sastra,” tambahnya. Tak dapat disangkal bahwa sastra Indonesia kurang dikenal di luar negeri.
Bahkan, John menuturkan sebelum Yayasan Lontar didirikan, hampir tidak ditemukan hasil karya terjemahan sastra Indonesia di pasar dunia. “ Yayasan Lontar mempunyai dua program kegiatan utama yakni program penerbitan dan program riset dan dokumentasi,” imbuhnya.. Dalam pemilihan naskah yang akan diterbitkan, John menuturkan, Lontar mempertimbangkan untuk jangka panjang, dengan memilih teks-teks yang mungkin telah atau akan memiliki nilai penting dalam sejarah dan secara khusus, sejarah sastra Indonesia. Selain itu, Lontar berharap dapat memperlihatkan sifat multi-faset dari budaya Indonesia melalui buku-buku yang diterbitkannya.
0 comments:
Post a Comment