Setelah setahun lalu
:Arni Yanti
setelah setahun lalu
aku mencintaimu dengan penuh perih
juga rasa sakit
atas jarak berarak begitu lambat
kau tak tahu
bahwa semestinya
aku cemburu engkau sendiri
dengan rasa hambar
atau menungguku lapar
dengan perasaan yang semestinya aku ucapkan
meski gagal berulangulang
walau rentang musim pongah di tengah kesedihan
aku masih cemburu engkau sendiri
jangan anggap aku tidak hormat
aku mencintaimu terlalu cepat
sebab setahun yang lalu
aku pernah mencintaimu begitu lambat
hingga sayu matamu
tak sampai pada hari haru yang layu
masih saja mengenang diingat ikat
juga masih mengepung di musim rampung
setelah setahun lalu
aku mencintaimu
dan barangkali rinduku tak semulus tandus
airmata mematahkan cuaca
atau wajahmu pemalu menahan langit sendu
aku tetap cemburu kau sendiri
dan ketika kau tak mencintaiku
setelah satu tahun lalu
aku pun tak begitu.
2012
25 Juni
: Arni yanti
hari ini angin lebih lincah
dari ciuman yang menangkap pikiran
sebab lidah tak terkendali menari
berzikir mendoakan izroil
agar ia memperlambat waktu
dan mengambil kesempatan
memperpanjang rambutmu
dan kesetianmu padaku
kekasih, aku tak menuntut apapun darimu
sekalipun menuliskan 21 sajak dari bau ketiakmu
sebab epitaf masih berjarak dari kenangan
juga ucapan selamat akan menjadi paling keramat
kekasih, aku pun tak bisa memberikan apaapa
seperti laut yang engkau harapkan acap kali
rasanya ingin sekali menikahimu sebagai gelombang
agar rindu senantiasa menggulung merampung
pada usiamu yang agung
dan jika nyala lilin masih setia dengan musim
yang kau janjikan
pada detik-detik yang lambat
bersiaplah
aku akan datang sebagai laki-laki yang menantang
langkah usia.
2012
Lembang: Pucuk Teh
dan Nyala Kenangan
: Arni Yanti
2 jam sebelum langit marun
di bawah pilar jembatan
orang-orang bergerak lambat
seperti ingin menyebrangkan kesedihan
pada detik-detik yang telah kita sepakati
untuk mengasingkan masa lalu
engkau masih tetap sayu
tahi lalat di pipi dan lipstik merah jambumu itu
adalah isyarat untuk kita bertemu:
tentu keduanya akan mengganggu bibirku
di kota ini
pucuk-pucuk teh bulan mei
lebih muda dari cinta kita
tetapi ujungnya tak lebih runcing
dari peristiwa yang akan kita hadapi
Arni, kenangan kita seperti gerimis
menetes di antara ingatan dan kesetiaan
dan kupastikan tak ada isyarat perpisahan
yang tak benar-benar kita inginkan
pada saat itu pula
aku ingin menjadi bros di dadamu
yang mengikatkan tilawah dan silsilah
yang senantiasa lesat dan tersesat
di bawah lampu kota dan bundar matamu
lebih lama, mungkin selamanya
kita adalah sepasang kekasih ajaib
mengibarkan bendera galib
dan pada saat itu pula
engkau dan aku menjelma cahaya
menyala-nyala.
Juni-Juli 2012
Sepanjang jalan Moh Toha
: Arni Yanti
di sepanjang jalan Mohamad Toha
narasi kita diciptakan dari lintas lampu merah
yang sabar
dari terpal yang membentangkan alamatmu
untuk engkau berteduh
juga dari asap tipis
setipis luka kita
engkau setia duduk dibelakangku
sambil memeluk erat tubuh
sedang aku mengendari kenangan
dari rindu yang tak sia-sia mengebul
peluklah lebih erat
kelak parfummu akan memanjakan
dan menguapkan kembali kenangan di pungugungku
di sepanjang jalan Mohamad Toha
narasi kita dibentuk dari lampu-lampu hijau
seperti mengajak kita
untuk segera saling melingkarkan cincin
atau dari lampu kuning
yang senantiasa mengingatkan
agar engkau dan aku
benar-banar saling memahahi perjalanan
2012
0 comments:
Post a Comment