Pages

Tuesday, 23 October 2012

Sajak-sajak Willy Fahmy Agiska



Willy Fahmy Agiska


Nyiar Lumar

Persis seperti empat tahun yang lalu.
Di mana malam lebih gaib dari biasanya.
Segelintir orang beramai-ramai dikepung
sekomplot kelelawar yang lari terpencar-pencar.
Merangsak masuk lewat sela-sela pintu dan jendela
Seperti membawa mimpi buruk atau semacam
perburuan sesuatu.

“Sungguh ! Aku tak akan mencuri buah di meja makan.
 Aku hanya ingin lumar yang kini sudah hilang itu.
 Lumar yang senantiasa memancarkan sesuatu dari dalam dadanya.
 Penjaga malam yang paling kelam ”

2012


Di Dalam Bis

Di dalam bis
aku duduk berdampingan dengan getar tubuhmu
juga bersaing sengit dengan kota yang
beranjak meninggalkan ingatanku lebih cepat.

Namun bayang-bayang kematian di matamu itu
terasa begitu lambat bahkan tak beranjak.
Terperangkap di kaca gedung-gedung kota.
Menyekap setiap gerak gerik tubuhku.

Bahkan kini kusaksikan
jalan itu seperti mengirim jarum-jarum jam panjang,
kunang-kunang, pesawahan, hutan lebat
atau semacam tikungan tajam

:
dimana, segala bisa tiba-tiba saja begitu berbahaya.

Di dalam bis
sebenarnya kita sedang berhadapan
dengan rasa kehilangan.
Kemana arah untuk  pulang.

2012


Layang-Layang 

Oh, ia si kecil mungil. Petualang ulung.
Melayari batu-batu apung, laut yang lepas.
Menjaring angin, mengulur pancing yang panjang.
Jauh ke dalam pikiranku. Mengambang dan terkekang.

2012


Penari

Sepuluh anak sungai di tanganmu,
tiba-tiba saja seperti akan meloloskan laut.
Laut yang senantiasa dibentuk oleh
gerak-gerik ombak juga ikan-ikan.
Atau dari yang karam dan tenggelam.

Sebab, kamu juga tercipta
dari segala yang bergerak.

2012


Jln. Gayam No 28 

Demi bising kereta api
yang selalu meredam suara lembutmu
Demi lantai keramik
yang menyimpan kaki mungilmu
Dan demi segelas air putih
yang pandai menangkap bayang wajahmu

Biarkanlah aku pergi
menyusuri trotoar ini
membuang potong demi potong puzzle
semacam penanda arah untuk pulang.
Tapi kita malah kebingungan
siapa yang akan memberi hadiah kejutan.

Ada banyak kemungkinan
Kau mengintaiku dari deretan tanggal,
kalkulator, atau dari balik kerudungmu.

Dan ada selalu siang
ketika diam-diam aku kehilangan alir nadiku.
Astaga ! Aku lupa. Kau sedang mengejutkan.

2012

Biodata Penulis :
Willy Fahmy Agiska, lahir di Ciamis 28 Agustus 1992. Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Bergiat di Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI


0 comments:

Post a Comment