Kisah Gadis Pemetik Teh
Padang Ekspres • Minggu, 15/01/2012 11:18 W
Novel Nyai Duesseldorf berkisah tentang kisah cinta tragis Nyai Duesseldorf atau Kinasih, gadis pemetik teh di perkebunan Ciwidey – Bandung. Kinasih yang berperawakan cantik ini terjebak diantara dua lelaki yang mencintainya, Ardy seorang pemuda Jakarta yang peduli akan masa depan anak-anak kurang mampu di daerah Ciwidey, dan Mark Bocholz, seorang presenter TV terkenal dari Jerman yang datang ke Ciwidey untuk mewawancarai penduduk desa guna salah satu program TV Jerman.
Baik Ardy maupun Mark menaruh hati pada Kinasih, walau Kinasih lebih mencintai Ardy namun Mark tidak menyerah, ia terus mendekatinya. Sayangnya hubungan Ardy dan Kinasih tak mendapat restu dari orang tua Ardy apalagi setelah mengetahui bahwa Ardy berniat tinggal menetap di Ciwidey guna membaktikan hidupnya bagi kemajuan pendidikan anak-anak kurang mampu disana. Kedua orang tua Ardy menentangnya karena mereka menginginkan anak satu-satunya itu melanjutkan usaha keluarganya.
Berbagai cara dilakukan oleh ibunya Ardy untuk menjauhkan hubungan Ardy dengan Kinasih, antara lain memberikan sejumlah uang pada Kinasih agar menjauh dari Ardy hingga membuat undangan palsu seolah-olah Ardy telah menikah di Jakarta. Belum lagi kekagetan Kinasih pulih akibat menerima kartu undangan pernikahan Ardy tiba-tiba saja ibunya Ardy mengabarkan bahwa Ardy tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Berita tewasnya Ardy membut Kinasih shock walau pada akhirnya ia berhasil bangkit kembali, ia wujudkan rasa cintanya pada kekasihnya yang telah tiada dengan meneruskan mengelola sekolah bagi anak-anak di Ciwidey yang kurang mampu yang didirikan Ardy.
Mark yang sedari awal mencintai Kinasih akhirnya mampu mengisi kekosongan hati Kinasih yang ditinggal Ardy. Dengan segala janji dan kebaikan-kebaikannya akhirnya Kinasih menautkan hatinya pada Mark. Mereka akhirnya menikah di Duesseldeorf Jerman. Malangnya kebahagiaan Kinasih tak bertahan lama ketika akhirnya terkuak siapa sesungguhnya Mark Buchoz, pria obsesif yang memiliki penyimpangan seksual.
Kinasih akhirnya terperangkap seorang diri dalam sebuah gudang di apartemennya. Ia harus memenuhi hasrat Mark dan pamannya dalam ritual birahi La Costra Nostra yang keji, mistis dan misterius . Di tengah deritanya Kinasih mencoba bertahan, ia tidak mau menyerah begitu saja, ia harus tetap hidup, apalagi setelah diketahui bahwa ternyata masih ada yang harus ia perjuangkan untuk kehidupan dan cinta sejatinya.
Novel yang juga menyertakan CD soundtrack yang dinyanyikan oleh Yohana Nainggolan ini menyuguhkan romansa gadis pemetik teh dengan balutan bahasa yang puitis yang juga dipadu dengan ketegangan dan derita seorang Nyai yang mencoba bertahan untuk kekasih sejatinya. Sebuah kisah cinta sejati yang diperhadapkan dengan nafsu aneh dari seorang yang memiliki kelainan seks. Walau harus dibayar mahal dengan nyawa sebagai taruhannya, cinta sejati tak pernah mati.
Secara umum kisah cinta Nyai Duesseldorf menarik untuk disimak, yang agak disayangkan adalah kurangnya kisah bergulir di Duesseldorf – Jerman, kisah Nyai di Duesseldorf baru muncul di 77 halaman terakhir dari 402 lembar novel ini, selebihnya novel ini paling banyak bersetting di perkebunan teh Ciwidey – Kabupaten Bandung.
Sesuai dengan judulnya “Nyai Duesseldorf”, saya tadinya menyangka akan mendapat banyak kisah kehidupan cinta si Nyai di Duesseldorf – Jerman, namun kenyataannya tidak karena novel ini lebih banyak berkisah ketika si Nyai masih berada di Ciwidey.
Karena judulnya “Nyai Duesseldorf” tentunya novel ini akan lebih menarik kalau kisah si Nyai di kota Duesseldorf dieksplorasi lebih dalam lagi. Seperti bagaimana saat pertama kali Nyai menginjakkan kakinya di Duesseldorf, atau bisa juga dideskripsikan dengan sedikit mendetail bagaimana lanskap kota Duesseldorf beserta kondisi sosialnya yang hanya sedikit disinggung di novel ini.
Penyelesaian kisah yang menimpa Nyai juga saya rasa terlalu cepat terselesaikan padahal masih ada sebuah peluang yang bisa membuat kisah si Nyai menjadi lebih berliku dan menarik.
Karena novel ini juga menyinggung tindak pidana yang dilakukan suami Nyai di Jerman tentunya akan lebih menarik kalau diceritakan bagaimana beratnya Nyai menuntut keadilan secara hukum di Jerman, dengan demikian selain mendapatkan kisah cinta dan perjuangan Nyai di Duesseldorf pembaca juga akan mendapat pengetahuan baru tentang proses hukum di salah satu negara besar di Eropa.
Terlepas dari semua itu melalui novel yang diadaptasi dari kisah nyata ini kita akan disadarkan bagaimana dahsyatnya kekuatan sebuah cinta sejati. Walau badai tantangan harus dihadapinya dan derita diluar batas kemanusiaan menderanya namun Cinta membuatnya mampu berkorban dan bertahan demi seseorang yang dicintainya.
Siapa yang dapat memisahkan kita
jika mautpun tak bisa
Maka ijinkan ku genggam tanganmu
S’kali ini saja
Sebelum maut menjemput
S’bab selama ini aku bertahan
Hanya untukmu…
(lirik lagu Hanya Untukmu – Soundtrack Nyai Duesseldorf)
@htanzil
[ Red/Redaksi_ILS ]
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=21400
0 comments:
Post a Comment