Dilahirkan di Padang panjang, tanah Minangkabau, pada tanggal 17 November 1924. Berpendidikan I.N.S. Kayutaman. Nama lengkapnya adalah Ali Akbar Navis, mulai menulis cerita pendek dalam majalah Kisah. Navis, menurut usianya, seharusnya masuk Angkatan '45, namun ia memang baru menulis pada angkatan sesudahnya. Jadi, ia memasuki dunia sastra sekitar usia 30 tahun.
Navis dikenal sebagai sastrawan yang minatnya terhadap masalah-masalah keagamaan. Ia tidak menyiasati segi-segi falsafinya namun lebih cenderung segi-segi sosial dan moralnya.
Dalam karya-karya Navis nampak adanya penonjolan gagasan, pendapat dan sikap. Hal ini agak berbeda dengan beberapa sastrawan angkatannya yang lebih menitikberatkan pada penuangan pengalaman saja. Sayangnya, hanya beberapa cerpen saja yang cukup baik dipandang dari segi sastra.
Sebuah cerpennya yang amat terkenal berjudul "Robohnya Surau Kami" yang dijadikan judul kumpulan cerpennya (1956). Kumpulan cerpennya yang lain adalah Hujan Panas (1964) dan Bianglala (1963). Novelnya yang juga ada pertautannya dengan masalah agama dan kehidupan sosial adalah Kemarau (1967).
Jika Navis memasuki dunia sastra pada usia 30 tahun, wow ini mengisayaratkan pada kita semua bahwa dunia sastra tak membedakan usia. Kita tak perlu merasa tua untuk memulai berkarya. Usia berapa pun akan terbuka lebar di dunia ini. Yang lebih penting adalah bagaimana karya tersebut dapat diterima masyarakat!
Sumber: http://id.shvoong.com/books/biography/2118445-biografi-navis/#ixzz1jjqpQmgQ
Berikut Enam Cerpen A.A Navis diantaranya: Angin Dari Gunung, Robohnya Surau Kami, Bayang,-bayang, Tamu yang Datang dihari Lebaran, Zaim yang Penyair Keistana, Si Bangkak.
Silahkan Download
0 comments:
Post a Comment