Pages

Tuesday, 31 January 2012

Ujaran: Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga


Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga
Ujaran
Posted by PuJa on August 10, 2008
Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=61

penulis kumpulkan sedari tahun 1994-2004
* Simaklah kesunyianku untuk mengakrapi kesunyianmu tanpa aku.
* Kerinduan adalah doa paling suci.
* Harapan ialah samudra lamunan merindu.
* Tulisan dari gairah rindu menjelma gemuruh guruh keabadian.
* Kerinduan menambah daya ingat demi nyala juang.
* Cinta menjadi salah satu jalan menuju keikhlasan.
* Kecantikan atau pun ketampanan sanggup mengatrol wibawa.
* Wanita mengubah jalan revolusi lebih cepat dari rencana.
* Hilang gairahnya ketika cinta tidak lagi berwarna-warna.
* Kemampuanku hanya memahami wanita dari sisi keindahannya.
* Kepergianku memberi bekas di keningmu.
* Ku dengar panggilan penuh rindu di bathinmu.
* Tiupan angin nurani sepadan tarikan seruling semesta.
* Bedakan gemulai dengan lemah.
* Kesabarannya ditunggu sekawanan bidadari bersayap bangau.
* Tiada lama badai menerjang tanjung kesetiaan.
* Karang sunyi penantianmu dan ombakku mendekap erat.
* Yang menggejala di tubuh manusia itu magnit cinta.
* Manisnya senyum menolong dicinta.
* Kecemberutan sanggup merusak segala.
* Kesetiaan mendekatkan pada karya keabadian.
* Tenaga terbesar dari kaum yang dicintainya.
* Perpisahan itu seolah lenyapnya awan di langit.
* Bunga tertanam di hati tiada layu, paling hanya sayu.
* Menunggu begitu indah bila dengan sambutan gembira.
* Pertolongan pertama pada kemarahan ialah senyum.
* Ku rindu kemarahanmu yang tak sungguh.
* Seolah ditelanjangi saat orang kucinta melihat kehadiranku.
* Selugu-lugunya manusia tentu tahu bahasa dicintai dan mencintai.
* Tanyakan gelombang bathin pada yang terguncang jiwanya.
* Cinta adalah benang-benang bergelombang di udara.
* Kedamaian hati percantik rupa dengan sendirinya.
* Sebab cinta, imannya menggetarkan tubuh dan jiwa.
* Pertemuan itu perlambang keberuntungan.
* Makna jodoh lebih ajaib dari mimpi.
* Bila berbalas surat itu hina, jangan kotori kertasmu dengan mata pena.
* Ketika duka cita menghampirimu, sinar surya terasa temaram.
* Sekali orang tidak setia, jangan-jangan anda munafik? Bertaubatlah untuk setia.
* Kekasihnya menjadikan ia sejati; memaknai hidup tidak terlupakan.
* Kadang jujur memalukan, tetapi yang malu katakan cinta ialah pembohong.
* Ketika lintang bercakap. Siapa merawat malam melahirkan embun surya?
* Kebebasan serupa rumah laba-laba yang menawari sunyi dan bisikan masa.
* Menunda perkenalan memperbesar rindu ialah ego terindah demi mencapai setia.
* Perjumpaan itu keindahan dan tiada terindah daripada kesamaan lautan jiwa.
* Yang mendengar mimpinya lalu melaksanakan cinta, akan bertemu kemenangan.
* Matahari mengajak berjuang, sedang rembulan merayu kepada lamunan.
* Nyala api mendorong asap terbang, bersatunya dengan udara kehidupan.
* Bagaimana ku sebut orang yang kucintai, sedangkan ia tidak ingin dicintai?
* Kelembutan wanita mampu melahirkan karya dan menambah daya juang bercita.
* Wanita mempunyai kelemah-lebihannya, maka jangan terpenjara oleh pencarian ideal.
* Cinta tumbuh sebab diingat, mengingat dan teringat pada yang dicintainya.
* Kata yang berasal dari dasar nurani, sanggup menggetarkan pendengarnya.
* Kata perawan senantiasa memitos, serupa kucing di pangkuan bidadari pada rembulan.
* Emosi membakar jiwa ibarat perang atau cinta buta yang kan ada jenuhnya.
* Gelisahnya awan berarak jika tiada nyala cinta ke dunia.
* Ada senyum meragukan dari kesungguhan orang yang pernah menyakitkan.
* Sakit menyenangkan ialah cambuk cinta bagi pemalas menjelma giat.
* Bila ku tahu kau tak mungkin mencintaiku, diriku kan berlari sedari dulu.
* Indahnya bunga rumput tetaplah serumpun rumput; kata mereka.
* Aku terkagum karna rumput itu bunga yang malu akan sanjungan.
* Karna cintanya tidak berbalas, terlunta-luntalah ia; yang menyetiai satu pandangan.
* Setidaknya kau tersanjung walau tidak mencintaiku; kata terpuruk.
* Rindu menggetarkan tubuh, panasnya ke tenggorokan akan dahaga pertemuan.
* Kau dilahirkan cinta, tetapi kebencian sanggup menguburmu.
* Tidakkah kau dengar, suara angin berkabarkan ketulusan.
* Bila menyimakku maka habislah waktumu, renungkan; kau kan kudekap.
* Mari berbincang agar saling menyadari dan kembali bersetia.
* Melihat wajah teman, ku tahu ia punya saudara perempuan atau laki-laki.
* Tanpa cinta, kehidupan hanyalah bayang-bayang perasaan.
* Ruh cinta ditiup dari seruling kegaiban.
* Siapa mati berkeadaan mencintai, akan menghadiahi sesuatu yang abadi.
* Ku minta sesuatu darimu, kan ku beri kalbuku seberat ketulusanmu.
* Bagaimana keindahan tidak boleh dimaknai, bila tidak disebut indah?
* Ku cium tangannya demi mendapati hatinya dan ia menciumku untuk memiliki sayapku.
* Memandangi kekasih ke puncak dan ketika beranjak, hilanglah kesadaran.
* Melewati perasaan, kita mengerti bahasa kerahasiaan anak-anak dan perempuan.
* Dengan akalnya, wanita bisa menjangkau kaum lelaki.
* Dalam perut wanita, tuhan menciptakan insan, laki-laki ataupun perempuan.
* Ku lihat ia bicara saat tersenyum dan ku tak sanggup mendengar kata-katanya, karna ku tenggelam dalam lautan bibirnya.
* Pencipta pastilah pecinta, tetapi kasih sayangnya hanya satu, dirinya.
* Nyanyian terindah dalam rumah ialah tangisan sang bayi.
* Dan para tetangga berbondong-bondong untuk menyaksikan tariannya.
* Cinta menyuburkan tanaman dan semua diperkenankan memetik buah-buahnya.
* Kurekam kalbumu kasih, dan gelombang samudra mencatat laguku.
* Ketika menuju pantai, jangan salahkan bayu kalau berkisah ke pedalaman.
* Jiwaku laksana tubuhku yang gemar berkelana, bersentuhan dengan alam sekitarnya.
* Tubuh awan ialah lukisan tidak membosankan.
* Kecantikan sanggup membenarkan yang remang.
* Sayang, sayapnya jauh menjangkau namun dia tidak mampu berkicau; elang.
* Ketika berkata-kata sebenarnya aku malu, sebab hanya kebodohan semata.
* Ia rela melepaskan kekasihnya, setelah menemukan cinta sejati kepasrahan.
* Bidadari terlihat anggun ketika meneteskan air matanya, oleh sebab anak-anaknya.
* Doa ialah suara hati hamba kepada tuhannya.
* Ya Allah, kenapa aku iri bila istriku bersholawat kepada kekasih-Mu.
* Menikmati alam dan mengaguminya, senafas dzikir kepada Allah Swt.
* Gerak jiwa dan raga sanggup mempengaruhi grafitasi nasib seseorang.
* Persoalan tampil sebagai hikmah, andaikan mau memahaminya.
* Hikmah adalah air murni penyejuk jiwa.
* Kesadaran senantiasa datang memberi pemaafan.
* Nyanyian alam ada dalam jiwa dan lagu jiwa didendangkan alam.
* Kejujuran memiliki beberapa pintu keberuntungan.
* Utamakan kerukunan, hormati yang berilmu dan para pencarinya.
* Pencari ilmu sejati selalu gelisah akan kebutuhan bathinnya.
* Semua berawal dari kebaikan dan pada dasarnya suci.
* Jangan sekali-kali menutup kemungkinan, sebab itu rahmat tuhan.
* Siapa merawat embun menjelma mutiara di mata malam yang terjaga?
* Dengarkan kata-kata waktu, sebelum berbicara kepada waktu.
* Asap mendorong ke udara dari pembakaran keji maupun mulia.
* Sesuatu yang baru sanggup menghipnotis kita.
* Belajarlah bagaimana orang gila menghipnotis di jalanan umum.
* Kebajikan itu menyakitkan, tetapi kebahagiaan berasal dari rasa sakit.
* Buah manis kesabaran tidak selamanya dari satu pohon yang sama.
* Bila telah merasakan derita, takkan lagi temukan sengsara.
* Harapan mulia bisa terlupa bila melakoni hidupnya dengan melena.
* Awali kegilaan itu sulit, tetapi langkah selanjutnya begitu ringan.
* Seorang pemecah batu harus tahu serat-serat batu.
* Ide maupun impian; fahamilah ruang ganjil.
* Belajarlah ketegaran dari pohon cemara dan keteguhan pohon jati melewati musim.
* Merunduknya padi, sampai ku kira ia rumput.
* Terdengar kata-kata; hidup itu payah memiliki, padahal tidak memiliki.
* Mata seorang arif setajam mata elang di balik awan.
* Kebenaran ialah tonggak sejarah dan yang melahirkan peradaban.
* Tumpukan batu pondasi rumah harapan dan impian, ternyata kesabaran.
* Jika semua insan hilang kesabaran, daku tidak tahu lagi bagaimana dunia nanti?
* Ibu adalah samudra bagi ikan-ikannya.
* Banyak bertanya tetapi tidak mau berfikir, ibarat menanam tidak mau menyirami.
* Jika menyadari dunia pengantar ibadah, tidak akan merasakan kepedihan hidup.
* Kesungguhan tanpa keyakinan ibarat memukul udara hampa.
* Yang melupakan hari pembalasan, akan jauh dari ajaran agama.
* Apakah mencari hikmah dengan jalan berdosa mendapat pahala?
* Mitos kali pertama terlahir dari mimpinya seorang primitif.
* Filsuf yang masih memegang mitos seperti burung dalam sangkar.
* Dengan kesabaran, hikmah menjelma mata air keabadian.
* Mengurangi waktu riang untuk bekerja, akan menemukan ladang belum terfikirkan.
* Proses mimpi dan impian lebih beberapa tingkat dari kehidupan nyata.
* Yang mengorbankan waktu demi sang waktu, akan mendapati kemenangan.
* Ide itu suci dan pengingkaran adalah dosa.
* Bedakan pengingkaran dengan penolakan.
* Gelisa tertuang di kanvas hidup akan menjelma karya agung.
* Emosionalitas sempurna pada karya, akan mengirihi para penikmatnya.
* Keindahan mulia pada seorang kembara yang mencari ilmu hikmah.
* Kekangan di pesantren itu kemuliaan yang tidak dapat diganti dengan uang.
* Jangan menanti panen, tetapi taburkanlah bebijian di ladang kosongmu.
* Seorang sufi menggerak-gerakkan daun hatinya dan melangkah di tepian bibirnya.
* Yang belum tahu kebaikan, karena tertutupi matanya oleh kabut kebendaan.
* Ketika berbaju baru, gunakan beribadah terlebih dulu, sebab nanti akan mengesankanmu.
* Yang beramal secara sirri (tersembunyi), besar kemungkinan pahalanya melampaui langit bumi.
* Sanjungan bagimu menjadi racun, maka jangan kau telan dan lebih senanglah kepada kritik sebab pahitnya seperti jamu.
* Ketakutan ialah hantu penunggu kegelapan dalam kehidupan manusia.
* Pujilah yang berhak, agar tidak dikira melontarkan manisnya cacian.
* Orang dalam ketakutan tidak memperhitungkan saat-saat terpejamnya mata.
* Terlihat kabur kesaksian mereka, kalau kita menutupi kehilafan mereka.
* Mungkin yang duluan masuk surga, itu yang mengajak ke jalan sesat, dan dia cepat bertaubat.
* Mendapati cahaya di padang rumput dan ambillah dengan kalimah suci.
* Yang menjaga kebersihan akan ditambah beberapa jengkal usianya.
* Meremehkan sesama ialah dosa sulit terampuni, bila tidak dengan tawadhuk.
* Bertemu orang-orang dalam kembaraan, ternyata mereka pernah dirindukan.
* Tiliklah, bahwa semua laba-laba sudah dijatah makannya pada waktunya.
* Kebaikanku serasa dari kumpulan doa-doa ibunda.
* Dan kesalahanku terasa dari beberapa fikiran ayah.
* Aku mencurigai kekenyangan perutku dan kuselidiki rasa laparku, yang mengajak berlalu.
* Sayap-sayap malaikat kepakkan hawa dingin dalam tubuh manusia.
* Jangan cepat riang sebelum menemukan janji tuhan dalam kitab kalbumu.
* Yang merasa aman sesungguhnya terlena.
* Yang merasa tidak aman senantiasa terjaga.
* Sedangkan kepasrahan ialah wujud manunggalnya cinta.
* Dengan suci hati lagi tawadhuk, ilmu dan ilham mengalir ke pangkuan.
* Niat sebagaimana bekal takkan habis di perjalanan dan untuk meneguhnya pendirian.
* Jadikan niatmu bersayap, mengepak, terbang dan mengembang kembara.
* Niat ibarat magnit yang sanggup menarik jarum ke dekatnya, dan menggetarkan lempeng besi walau mata tak menyaksikannya.
* Membawa beban sampai tidak mampu berjalan, setingkat kesakitan hingga mengalami kebisuan.
* Ada terbunuh di persaingan karna membawa bajunya seorang incaran.
* Yang tahu letak kehormatan dan pahala, hanyalah penyombong.
* Seorang kembara mencari ilmu, sebaiknya tidur tidak beralaskan kasur.
* Tingkat kematangan seseorang terhitung berapa kali menangis di hadapan tuhan.
* Jangan bertanya bila nantinya menenggelamkan keyakinanmu, maka dengarkan dan bacalah.
* Sekali-kali tenggelamkan keyakinanmu agar sampai kepada kedalamannya.
* Kadang kita perlu melawan kebijakan untuk menemukan hakekatnya.
* Selami jiwamu, sebab hidup memberat bila terbang sambil menaburkan emosi.
* Alangkah arif, mengunyah kedirian hingga menemukan lautan madu.
* Maafkan ia sebab masih takut bersetia, oleh belum tahu tentang dirinya dan dirimu.
* Kehidupan ruh dan jasad ada tangga tingkatannya, serupa bertumpukan lelapisan langit.
* Cermin akhirat membawa hati ke penyadaran menuju pulau kebajikan.
* Tidur itu mati sementara, sedangkan mimpi ialah perjalanan tidak tersangka.
* Kematian ialah pisahnya raga dan pindahnya ruh ke alam keabadian.
* Yang tahu waktu kematiannya seperti penjala, faham akan batas lemparannya.
* Dua pelaku sudah cukup menjadi saksi kebenaran di hadapanmu.
* Orang beriman yang jujur tidak membutuhkan saksi lagi untuk keyakinannya.
* Yang selalu ingat dan waspada, sangat memahami teguran meski pun halus.
* Yang berkarya memindahkan hidupnya kepada bentuk abadi, dari pengertian umur.
* Berniat lagi mengusahakan maka kau akan tahu diri; pecundang atau pemberani.
* Diri sebagai ruang penuh udara serupa kau menikmati hidup dalam diri.
* Kenali orang-orang gila dan temukan banyaknya hikmah yang tidak tersangka.
* Doakan orang-orang yang telah tiada saat kembaramu, kau senantiasa bertalian.
* Para sufi melihat dunia seampas tebu, walau sebagian lainnya menjadi pemulung.
* Curahkanlah makna samudra kepadaku tuhan, kan ku pelajari langit-Mu.
* Limpahkanlah langit-Mu tuhan, kan ku fahami samudra kalbuku kepada-Mu.
* Yang terlupa laparnya saat melewati atmosfir keagungan dan menemukan senyum yang sama.
* Kepada batu besar membenturkan kepala dan hanya ia yang mendapati pecahannya.
* Yang senang deritanya tidak merasakan kepayahan sesungguhnya.
* Ada berbuat dosa kecil untuk khusukkan ibadah yang pahalanya lebih.
* Orang jujur dapat menilai kesungguhan orang lain.
* Bathinnya orang jujur tidak gampang ditipu.
* Orang jujur berpeluang selamat atau diselamatkan atau beruntung.
* Jika sadar dirimu ditipu jangan tersenyum, mungkin kau berbedak kebodohan.
* Kematangan diwarnai jamannya tetapi terpenting ialah kesadaran mencipta.
* Sabar itu kemenangan belum terkuak, dan ketabahan ialah perang maha dahsyat di medan hati.
* Penderitaan menjelma kekuatan ampuh untuk memenangkan permainan.
* Jika digali dan didaki keraguan, menambah dalam dan tinggi keyakinan.
* Kesadaran mustinya senantiasa lekat, suatu hikmahnya ialah mudah menjalanani hidup.
* Nasehat terbaik dari dalam diri setelah pengendalian jiwa pada jarak stabil.
* Banyak kehilangan akan banyak pula yang didapat.
* Yang merasa kehilangan semakin faham dirinya yang sebenarnya.
* Di jalan bathin ada kesangsian hening, sebab waktu belum menampar muka.
* Menunggu atau menunda ialah pertanyaannya seorang pemalas.
* Berimbanglah antara kepentingan diri di antara suasana, kau akan matang.
* Lebih agung mitos dari harapan tinggi tanpa bunyi.
* Lebih mulia mimpi dari impian tidak terlaksana.
* Masalah tidak kan rampung sekadar duduk tetapi duduklah sebentar, kau kan menemukan jalan terbaik.
* Menentukan pilihan terasa muda bila waktunya telah tiba.
* Tali-temali kasih sayang menumbuhkan bulu di sayap, memudahkan jangkauan.
* Mintalah ketajaman penglihatan memandangi kebaikan.
* Mintalah daya terang hikmah dari keangkaraan.
* Raut yang terlihat bengis, ketika menceritakan kenangan, hilanglah perangai buruknya.
* Ketika sakit dilalui bertemulah kebahagiaan, jadilah kelemahan berkekuatan.
* Aku sangat menikmati saat-saat berangsurnya kesembuhan.
* Bila sakit jangan cepat diobati, tetapi rasakan terlebih dulu, agar tahu betapa berharganya sehat.
* Penyakit tuli pun bisa lantaran flu.
* Menunda pekerjaan menambah was-was dan hantu beralasan menjerumuskanmu.
* Yang menyukai jalan kebaikan, bila ke jalan sesat ia terhalang-halangi.
* Marilah belajar ikhlas kepada satu hal kecil dulu, dan penambahan itu mudah.
* Yang memberi juga menanti balasan, mendekati perbuatan judi.
* Memasuki waktu keheninganmu dan dengarkan tembang kerahasiaannya.
* Wahai kaum hawa, apa geloramu agar ku setiai di jalan menanjak di sekeliling rahasia.
* Tenang di kekosongan hati itu hampa, tetapi ketenangan oleh kedamaian hati itu berisi.
* Dalam hening terdengar suara, padahal tiada bunyi.
* Saat pejamkan mata, terlihat bayangan.
* Di butuhkan ketegasan di saat menentukan putusan.
* Ada was-was mempercepat kemajuan pesat, bagi sang tekun mencari kebenaran.
* Jala sutra ialah saat-saat menentukan, merdeka atau terpenjara.
* Masa pun sanggup membebaskan sayapnya kepada langit keberuntungan.
* Pengembala bahagia sebab melihat gembalaannya sibuk mengunyah rumput.
* Renungkanlah udara pembalut alam ini, akan kabut waktu terus berlalu.
* Bahagialah yang selalu dilahirkan fajar dari malam permenungan.
* Terimalah pemberian-Nya meski kadang menyakitkan, sebagai tanda digenapinya keganjilanmu.
* Hormatilah pengajar dan tatalah buku dengan santun, sebagai awal kebaikan mencari ilmu.
* Lebih indah ilmu daripada engkau, tetapi tidak pantas kecemburuan ditaruh di sini.
* Jika ingin membunuh, jangan membaca terlebih dulu.
* Ilmu berupa kalimah-kalimah, sebagian lagi rahasia-rahasia terungkap.
* Tambal dan kenakan baju yang sobek sebagai awal pelajaran musafir.
* Sedikit waktu berfikir, berarti mengurangi harapan hidup lebih lama.
* Berfikir dan berjiwalah muda, ketika tua jadilah piramida cermin.
* Setiap penari pernah terkilir sebelum menemukan gerak ekstasi jiwanya.
* Ketika melalui oase ia menutup buku, lalu menyimak bisikan bayu.
* Pada jalan yang sama dan waktunya berbeda dimaknai serupa, ia takkan balik.
* Maju menunggu dicambuk ibarat keledai dan seekor burung menuruti naluriahnya.
* Lihatlah bagaimana burung camar bermain mengantisipasi ombak sambil memikat.
* Ku kira lebih tua ombak daripada karang. Kau tahu kan yang ku maksud?
* Penantian karang seakan sia-sia sebab tidak mampu ke pedalaman.
* Wujudkan gagasanmu, ada masanya ia hidup senafasmu saat menulis.
* Impian akan purna bila dikerjakan sungguh dengan jiwa berkobar.
* Indahnya tarian pena atas dinaya alam, bukan dari tenaga dendam.
* Amat banyak naskah percobaan demi menghadirkan karya terbaik.
* Ide itu mengagumkan dan ilham semacam pencerahan.
* Karya sanggup menelanjangi penciptanya, sekaligus membuat rahasia di dalamnya.
* Ekspresi memperbanyak pengalaman dan mereka hanya mendapati beritanya.
* Ciptakan menara tidak tertumbangkan, dan buatlah pondasinya sedalam keinginan bumi kau setubuhi.
* Orang bercita-cita tinggi selalu pertimbang kegiatannya.
* Yang benci sesuatu karena hanya tahu akibat dan buta akan penyebabnya.
* Mati ku tidak membawa lembaran kertas, maka rawatlah tinta hidupku.
* Berkali-kali menyeket ibarat membaca, pada dataran penguasaan.
* Melukis itu suatu kegembiraan meskipun menuangkan kesedihan.
* Berpuisi itu kesenangan tertulis walau menuturkan kesengsaraan.
* Berkarya dan berpropaganda ialah lebih baik daripada pembuatan organisasi tak sejiwa.
* Hati dan nalar bekerja, indra sebagai penanya, dan kejujuran jiwanya kesatria.
* Kesambillaluan, tiduran dan mati ialah yang menghentikan kesempatan.
* Kau lebih berkesempatan daripada tokoh sebelummu, karna bergelayutnya nyawamu.
* Spekulasi paling ngeri ada dalam permainan billiard.
* Kajilah sejarah secukupnya jangan terlena, lantas ciptakan bersama keyakinanmu.
* Pelajarilah matahari, awan, lintang dan rembulan yang mengajak bersabar.
* Semakin belajar dari mereka akan bertambah faham bagaimana melampauinya.
* Sedikit demi sedikit impian ternyatakan dari yang ringan menuju kobaran.
* Dengan bekerja ia cukup senang walau harapannya ditimbun kekinian.
* Bermimpi dan bekerjalah, kau akan menuai hasil secara logis dan Ilahiyah.
* Makna bisa belum tentu mampu karna kemampuan itu kesadaran kekuatan.
* Sedangkan bisa dapat dilakukan tanpa sadar dan tidak memiliki daya hakiki.
* Jauh lebih purna merasakan terlebih dulu, baru berpendapat.
* Matangkan air hingga tenang sebelum mempersembahkan.
* Yang hidup tetapi jiwanya sekarat sebab cita-citanya terpenjara keadaan.
* Jiwa bunuh diri itu yang tidak memiliki cita-cita sama sekali.
* Orang merdeka ialah yang bisa berjalan melalui cita-citanya.
* Cahaya terbaik itu pengalaman orang lain.
* Kemajuan memang menyakitkan, tetapi bagian terbesar itu senyum kebahagiaan.
* Kebahagiaan langsung teresap di saat pelukis menggarap karyanya.
* Pujangga tidak kalah bahagia ketika sejarah impiannya terlukiskan.
* Apalagi yang diinginkan setelah bahagia, sungguh insan cepat dahaga.
* Berkarya menjadi terapi kesembuhan terbaik bagi sang pesakitan.
* Ada yang lancar berteori tetapi dalam berkata-kata masih mengeja.
* Igauan kelana: Matiku entah di mana? Nyatakah bara dalam dada?
* Heran bercampur syukur ketika doa terkabul, lantas setan meniupkan keangkuhan.
* Ada membaca buku bagaikan kuda pacuan saat menggebu; sang penyuntuk.
* Ada membaca buku serupa kucing bermalas-malasan; si pelamun.
* Ada membaca buku seperti keledai tercambuk, ketika membacanya sebagai obat jiwa.
* Ada membaca buku laksana angin sepoi saat membacanya sebagai teman setia.
* Ia suntuk manakala doanya tidak terjawab, jika berlarut menjelma kemarahan, kesadarannya ke dasar kehinaan.
* Cat, kanvas, pena, kertas dan secangkir kopi mengatur komposisi.
* Watak sederhana membentuk bathin tentram diruapi sejahtera.
* Ketika timbul keraguan, keyakinan ditanam dalam-dalam, lalu nalar menyetujui kembali.
* Pupuklah kesabaran dengan kegiatan positif, nantinya memperoleh kemenangan se
jati.
* Jika hidup itu penantian, maka matangkan dirimu sebelum dijemput masa.
* Tenanglah agar luapan hikmah dapat kau petik dari kenangan.
* Buah-buahan yang diketemukan kembara lebih bermakna tersendiri baginya.
* Kenapa yang bijak sering terhempas dan terangkat kala dibutuhkan?
* Berilah makan kepada orang gila, demi menghindari kegilaan pribadi.
* Senangkanlah anak-anak kecil, agar kau merasakan kebahagiaan.
* Ketika merasa tidak menjadi apa-apa, ringanlah langkah setelahnya.
* Pemabuk itu seperti orang sombong juga sama berkeadaan junub; hilangnya daya pikat serta tidak memiliki tameng.
* Bercermin sisirlah rambutmu perlahan, kau akan temukan kilauan ketenangan.
* Suara gerimis di tengah malam itu bisikan bidadari.
* Hikmah memakai wewangian dapat menjaga pribadi, ketenangan serta wibawa.
* Sederhanalah menggunakan wewangian, agar tidak menjadi bahan gunjingan.
* Berilah wewangian pada bebatuan mulia, agar mendapati kilauan pemikatan.
* Salah satu cara menemukan makna hidup, dengan berjalan berkilo-kilo meter.
* Ruh bermuatan nyawa, sedangkan jiwa bermuatan rasa.
* Bathin bermuatan kehendak terdalam, dan sukma berisi suara-suara dari dalam.
* Yang merawat hati dan fikirnya, terjaga dari kesesatan panjang.
* Kajilah umurmu untuk memerdekakan sesuatu, minimal membebaskan diri sendiri.
* Jika tidak mampu, lepaskanlah seekor ikan lalu lihatlah bagaimana ia berenang.
* Yang pernah diguncang keyakinannya, tentu mengerti betapa manisnya iman.
* Betapa sepi nan suwong ketika kalbu tanpa keimanan.
* Yang menikmati dunia senantiasa kecanduan, yang mencecap madu akhirat berkecukupan.
* Watak nerimo ing pandum (menerima apa adanya), akan mudah beradaptasi mempercepat laju.
* Kelana yang haus ilmu, cinta pengembaraan dengan membaca dan penelitiaan.
* Perjumpaan melanggengkan ikatan sebab seirama bathin, tentunya menciptakan rindu.
* Benarlah cahaya itu fokus pandangan yang menampilkan warna juga bentuk.
* Dzikir sirri itu terindah; kata bidadari pemalu.
* Kesalahan melahirkan sesal tetapi kenapa masih sering melalaikan.
* Kembara yang membaca selalu tersenyum dan kecut memandangi diri.
* Yang melakukan lelaku, banyaklah hikmah menaburi kepalanya.
* Mata pemberani sanggup meredupkan matahari; kata pemuda.
* Jaman edan memang, orang miskin sulit mencari teman.
* Jaman edan memang, orang penekat banyak teman.
* Umpatan pelacur menjelma doa tidak terelak, sehalilintarnya kalbu menyeret badai.
* Secawuk teguk air perigi menguatkan kembara melalui keyakinannya.
* Kembaralah agar menemukan dirimu lewat sahabat-sahabatmu.
* Makna kembara itu menyadari hidup lebih cepat dari berdiam diri.
* Kalau kau dermawan, tidak akan ada mengharapkan kau terhinakan.
* Pencari bebatuan mulia yang bimbang sebab belum merasa dirinyalah istimewa.
* Benar hidup itu ujian dan jalan tengah keseimbangan seharusnya selalu dijaga.
* Lidah keluh menyaksikan keagungan ilmu dan begitu ciut (sempit) melihat dunia ini.
* Yang mengagumi suatu karya, namun tidak berkarya adalah pembual.
* Kerja melelahkan sebab ambisi dan tersadarkan setelah muntah.
* Sungguh nikmat benar kalau bekerja itu wujud panggilan nurani.
* Yang berpengalaman serupa batu menyimpan api dan air.
* Pondasi hidup adalah rasa sakit (kesakitan).
* Lupa itu sebentuk mengurangi waktu tahanan.
* Orang crewet itu hidupnya tidak mau menerima takdir.
* Penangkal kehawatiran maupun was-wis dengan membaca.
* Bedakan semangat dengan ambisi.
* Kemiskinan menyembunyikan harta paling berharga; yakni tabah.
* Bidadari menanti kucuran keringat petani yang kepanasan di ladang siang.
* Aku menjaga jarak dengan orang yang susah memberi pemaafan, sejauh pandangan.
* Kegembiraan tidak bisa menerbangkan, paling hanya melayang-layang.
* Kesakitan melesatkan dirinya dari tempat duduk berpenuh keyakinan.
* Ukurlah perjalanan mimpimu, kau akan yakin bahwa hidup bersangkut kubur.
* Aku tidak kerasan di rumah orang kaya yang mengukur hartanya.
* Aku tidak betah di kediaman orang alim yang mengukur kedalaman ilmunya.
* Dengarkan nasehat-nasehat dan bersabarlah untuk menyetiai.
* Berhati-hatilah membanggakan anak sebab bisa menumbuhkan keangkuhan.
* Waktu dan gerak sangat berpengaruh dalam menentukan jalan hidup seseorang.
* Yang berjiwa seni tinggi, sanggup mengakui keindahan bathin seseorang.
* Tidak ada kalimah yang tidak bisa difahami, kalau diterima terlebih dulu.
* Tidakkah buah yang matang di pohonnya lebih nikmat daripada yang karbitan?
* Bedakan cita-cita tinggi dengan keserakahan.
* Sering-seringlah bermandi taubat, kau akan segar nan damai luar-dalam.
* Ku kira orang yang pasrah senantiasa dibimbing dan terbimbing jalannya.
* Ramai di kesunyian itu bising, dan sunyi dalam keramaian itu kesepian.
* Orang yang patut menjadi panutan itu yang berjiwa mapan.
* Walau tanpa cahaya, pastikan dapat menentukan sesuatu sebab kaulah cahayanya.
* Nikmatilah kesunyianmu yang tersakiti hingga bermakna.
* Benih kemarahan itu dari tergesa-gesa.
* Yang tidak sabar, bersiap-siaplah menerima kegagalan.
* Tanda orang yang cepat putus asa ialah mudah tersinggung.
* Murah hati dapat diukur dari keikhlasan, dan hanya mampu ditimbang diri sendiri.
* Temukanlah kata-kata baru setelah lupa.
* Bersikap tegaslah untuk wibawa.
* Bedakan ketegasan dengan garang.
* Sayap-sayap terbakar mendekati unggun keyakinan.
* Menghela nafas panjang setelah menyaksikan karya besar, dan malu bercampur cemburu dibuatnya.
* Tariklah lelapisan kesadaran, lantas tatalah dengan seunting kenangan.
* Bulu-bulu sayap burung timur ditakdirkan sebagai pena para penulis.
* Dirinya berhutang banyak kepada kaum hawa atas karya-karya ciptaannya.
* Setelah membaca sejarah akan tersadarkan, bahwa para utusan itu hadir tidaklah mudah.
* Campuran warna, kata, waktu serta tempat, menambah bobot karya.
* Keputusan terbaik lebih memukau daripada pebukitan emas seluruh.
* Berkaryalah penuh sungguh nan senang sebab hasilnya begitu nyata dalam jiwa.
* Manusia memiliki kalbu dan otak menakjubkan di saat-saat dibutuhkan.
* Yang tidak mengerjakan hari ini, esok takkan terjadi dan sulit mencapai ketepatan.
* Aku menyukai kebebasanmu yang sanggup menentukan pilihan bercita-cita.
* Kadang diterima kesungguhan dengan ragu, lalu sambillalu menghampiri keyakinan.
* Tidak mereka tahu ketika ia di antara dua pendapat, dua kemungkinan juga keduanya.
* Yang tersembuhkan kamar hening, ibarat burung mahal.
* Yang diikuti seekor kupu-kupu besar ialah tamu agung; kata teman.
* Jiwa tidaklah sama dalam satu suasana ketika memandang perberbedaan.
* Jiwa dan pemikiran sanggup mewujudkan bentuk-bentuk kemungkinan.
* Kemungkinan yang terpecahkan seperti kerjanya bom atom.
* Lihatlah sebelum-belumnya dan tanjaki cita-citamu hingga berbunga.
* Bila hidup itu hutang kepada nilai-nilai tertanam, bayarlah lewat berkarya.
* Keluguan serta keraguan awal, tidak perlu dicampakkan.
* Setiap kucuran keringat, buatlah menjelma tinta emas seluruh.
* Terlalu cepat mengambil keputusan di permukaan, yang sebenarnya dapat diselesaikan dalam ketenangan, akan ada penyesalnya.
* Lebih baik berhasil meski beresiko tinggi, daripada tiada hasil beresiko rendah tetapi di dalam situasi besar tidak sanggup bernafas.
* Tiga tahun terlalu dini itu sepi dan tiga tahun terlambat itu ompong.
* Satu tahun yang tepat menguasai seabad, dan bila melampaui akan mensejarah.
* Yang menilai kesabaran orang lain seperti dirinya, itu yang tak pernah belajar sabar.
* Jiwa tenang nan penuh penantian kan terjadi, dan yang meluber itu revolusi.
* Melihat burung terbang mengimpikannya, ketika mengamati kepakan, urunglah niatan.
* Cermin mereka ada padaku, yang tidak lenyap lemparan batu, tidak terhalang awan-gemawan.
* Teka-teki hidup itu terjawab oleh para pemintal untuk pakaian.
* Orang pintar membaca kebodohannya, sedangkan orang bodoh terjebak perbuatannya.
* Kemanusiaan itu seluruh tubuh, dan ketidakadilan menghilangkan bagian-bagiannya.
* Bersyukurlah tersebab diselamatkan dari kelupaan-kelupaan.
* Hidupmu memasuki ruang mereka, akan nyata ruang-ruang itu sama kegunaannya.
* Aturan-aturan itu seyogyanya dilampaui, ketika ketaatan identik dengan kesalahan.
* Kesalahan terbesar itu lahir dari keraguan.
* Para penemu tidak lama mendapati hukum ciptaannya, jika membaca mimpi-mimpinya.
* Engkau lebih tahu bagaimana cara beristirahat bagi dirimu.
* Karya yang belum terselesaikan ibarat hutang yang musti dibayar umur.
* Karena persahabatan, ia sanggup bertahan hingga sekarang.
* Persahabatan itu pohon berkembang, dedaun serta bebuahnya ialah hikmah atau petaka.
* Cinta pemuda kepada lawan jenis akan mengurangi banyaknya teman, meski tidak terlihat.
* Persahabatan itu cangkokan pohon persaudaraan, berbuah sesuai kodratnya.
* Kembara yang tersesat membengkakkan biaya dan menghabiskan banyak masa.
* Nalar menjangkau ke langit tidak menemu apa-apa selain tenaganya, itu pun sedikit.
* Ia terbang meninggalkan bayangannya, menjauhi habisnya nafas-nafas karya.
* Cintaku kepada karya sebab mereka menganggap aku hidup jika berkarya.
* Kalau tidak ada yang mengenal, lalu siapa yang sudih mendoakan aku.
* Keberanian diri ialah kunci untuk bisa walau pun kadang terpaksa.
* Hidup itu bertenaga dan mencari tenaga baru demi harapan-harapannya.
* Ilmu dan pengalaman membentuk gaya hidup seseorang.
* Lebih baik waktu menunggu kita, daripada kita menantinya.
* Jangan malu atas kegagalanmu, setelah menemukan kemenangan dalam kalbu.
* Sketsa kebaikan berasal dari akal sehat, dan sketsa keburukan itu hasil dari perasaan kacau.
* Yang memanjakan diri ialah budak jaman dan dirinya tidak memiliki nyanyian sejati.
* Aku berharap masa depanku penuh orang-orang menghargai kejujuran karya.
* Aku memiliki jaman gemilang bersayap kebijakan; kata firasat hidupku.
* Rencana tidak mungkin terwujud meski berharap-harap cemas, tetapi perbuatanlah yang kan mewujudkan.
* Yang berkepribadian maju senantiasa sadar kekurangan, lagi terus mencari dan mencoba teknik baru.
* Segarkanlah nalar serta perasaan dengan menggubah keadaan juga meresapi jiwa alamnya.
* Lebih baik terjatuh dari langit daripada jatuh dari pohon; kata pemberani.
* Jika berpeluang dan ada pemberani memanfaatkannya, berarti ia mengambil untung dari mereka (di sekitarnya).
* Bila hidup tiada mimpi tak kan ada ide cemerlang di muka bumi; kata pemimpi.
* Proses impian-impian mencontoh mimpi; kata pemilik inisiatif.
* Yang berhasil mempengaruhi lingkungan sebab tahu karakternya.
* Mudah sekali mempengaruhi lingkungan sebab mengerti kebutuhannya.
* Seorang penakut menyebut dirinya telah dewasa, sedangkan yang berpengalaman tidak sebut apa-apa.
* Kesegaran hidup ialah pencarian lebih baik dari proses sebelumnya.
* Sakit di perjalanan manakala mengarungi keyakinan, akan mengukuhkan keyakinannya.
* Keyakinan itu sesuatu yang ditancapkan dan kepercayaan sebagai fitrohnya.
* Siapakah yang melaparkan dirinya sendiri demi impian ke tepian nyata?
* Haus dan berlaparlah, kau akan menemukan daya revolusi yang sesungguhnya.
* Laparlah sebelum dan disaat mencipta suatu karya, agar tiada pendarahan berlebih ketika melahirkannya.
* Kegilaan tidak dianggap keanehan bagi yang sering merasakan lapar.
* Seorang pemuda jelmaan dewata sebab kehendak berkuasanya.
* Ada kemungkinan mencapai purna; mati atau gila.
* Yang mencapai batas nol kembali, menentukan kegilaan pun masih sulit.
* Ada tempat begitu nol drajad, setiap gairah seolah terpatahkan alam.
* Para revolusioner menata hidupnya sejak dini, dan mencintai mimpi-mimpinya.
* Wujud sempurna iblis ialah penjajahan sesama manusia.
* Jiwanya penulis tersembuhkan, setelah menaburkan kedamaian bagi kemanusiaan.
* Perang tidak selamanya akibat, maka cobalah menciptakan sebab.
* Sebab itu pokok daripada ide, dan ide ialah bonggol daripada kehidupan.
* Aku meragukan konsep demokrasi kalian, padahal saya sangat demokrat; kata pecundang.
* Sesuatu yang mati dapat bangkit sebab ada yang membangkitkan, dan permulaan gerak hayat itu berasal dari Sang Maha Faham akan ruh.
* Seorang bocah yang selamat dari bencana, suatu saat akan menjadi pemimpin di antara mereka.
* Gurunya seorang revolusioner, kudu (harus) menerima bantahan sang murid, meskipun kadang keputusan itu konyol.
* Revolusi itu ibarat bocah yang tenggelam di kali dan tak bisa berenang, maka merangkaklah ia ke tepian keselamatan.
* Dalam segala hal kau terpukul, bila membalas dengan beban yang sama artinya penakut.
* Keyakinan pemuda sering dianggap konyol sebab tidak dilakukan para pendahulunya.
* Nilai kecantikan sanggup menentukan gerak revolusi bagai seteguk air di malam letih.
* Revolusi yang mewujudkan impian menjadi kenyataan, hanyalah segelintir makna dari keberadaan-Nya.
* Impian dan realita ialah dua jalan yang mampu menunjukkan cahaya kemuliaan.
* Aku kagumi mereka, yang dengan sesingkat umurnya sanggup mempengaruhi peradaban.
* Ada yang lebih agung dari sebuah ketenaran, yakni keabadian yang sering dunia pertanyakan.
* Aku sering membunuh rasa kantuk, bila tidak mau bermesraan terlebih dulu dengan lelah.
* Mengorbankan waktu demi balas dendam, sesalnya tiada akhir.
* Balas dendam hanya ada dalam kamusnya si mata satu, yakni kepicikan.
* Lebih baik berkemauan walau pun belum bisa, daripada bisa namun tidak memiliki kemauan.
* Yang melempar kartu-kartu kecil dengan kesenangan, para pengamat akan kesulitkan menerkanya.
* Yang mengetahui kepribadian orang lain, mudah melemahkan sekaligus gampang memberi motifasi.
* Lawanlah mimpi-mimpi burukmu agar terbebas dari belenggu mitos-mitosmu.
* Ketika waktu yang besar terlahir, terhempaslah kecengengan pecundang.
* Revolusi bukan imbas dari luar, tetapi dari kawah diri kemanusiaan.
* Dalam diri bangsa ada nyala menyengat sebagai pecahnya perang bintang.
* Munculnya fajar senantiasa baru, serupa matahari merevolusi dirinya.
* Ketika lelah diteruskan. Di mana sandaran keamanan?
* Penodong yang berpisau masa depan, lebih punya rasa malu akan makna tanggung jawab.
* Peperangan itu salah satu bidang pengetahuan yang seseorang bisa terpikat hingga mencintai.
* Di saat dunia serasa penuh, berjangkitlah semangat kembali kepada alam.
* Dari peperangan berharap perubahan, laksana pepohonan jati lebat kembali.
* Di dalam peperangan orang-orang merasa muda, inilah kejiwaan penyuntuk.
* Revolusi sederas hujan lebat, memecahkan tubuh kacanya pada bebatuan rindu.
* Revolusi ibarat keris gandring yang belum dilambari kebajikan.
* Revolusi itu sebuah karya belum selesai dan tidak akan rampung.
* Ruh daripada revolusi, itu berasal dari alam dan akan kembali kepada hukum-hukum alam.
* Gerak naik turun memberat jika masih membawa beban tubuh.
* Melaju ke samping terasa ringan sebab lemparan manusiawi.
* Pesawat pengebom itu mengikuti gerak turun dan dipercepat gaya grafitasi.
* Berebutlah terlebih dulu, sebab kedamaian semu tidak ada harganya.
* Tidak ada yang membeli kedamaian semu, kecuali para penakut yang duduk di kursi rapuh.
* Tatanan negara menjadi kacau di tangan orang-orang yang baru belajar memerintah.
* Alangkah merugi yang menuruti nafsu dengan mengesampingkan perasaan sejarah.
* Awal peradaban manusia ketika bertemu goa lalu memasukinya.
* Gema di dalam goa menjelma nyanyian, dan pemahatan dindingnya merupakan yang seni pertama.
* Lantas orang-orang pendatang berfilsafat dan tidak jauh darinya, petapa menimba hening.
* Buronan waktu berlarian, mengumpat dan sesenggukan dalam sekapan.
* Ketika peradaban dunia ke tiga bergerak, yang pertama dan yang ke dua terkena efek.
* Mengefek ialah gemuruh kesadaran dari idealisme yang ditegakkan.
* Hidup itu merugi, tidak melangkah lebih payah sebab tidak tahu namanya bangkrut.
* Yang mabuk impian terbentur kenyataan, yang mabuk fakta terdampar di angan-angan.
* Raja di singgasana, tangannya berdekatan awan-gemawan.
* Tidak ada peperangan tidak ada perbudakan, dan para budak ialah jelmaan raja-raja.
* Jangan terlalu percaya kepada dokter, bila telah hafal memahami diri sendiri.
* Ramuan para tabib tidak ada apa-apanya, dibandingkan keyakinanmu menyunggui sembuh.
* Sejarah terus berjalan, kau mengikuti atau diikuti atau terhempas?
* Mati ganas dalam hidup keras akan dikenang, dan semilir bayu berabadi.
* Laksana legenda harum melati, kebenaran wangi dari kelopak-kelopaknya.
* Sepasang semut mengagumi laut, dan si bijak membawanya berlayar, tetapi semut itu menyesal.
* Pengamen sebaiknya membuat nyataan bernada datar, bukannya riang.
* Apabila berharap upah, para pengamen mustinya tembangkan kenangan.
* Yang di lengannya ada jam tangan begitu seringnya mengulur waktu.
* Yang di rumahnya ada kalender, merasakan hidupnya masih lama.
* Salah satu ciri orang mendapatkan hidayah-Nya ialah senantiasa ingat akan mati.
* Seorang penulis yang produktif ibarat burung terbang yang tak pedulikan siapapun.
* Yang sibuk dengan keinginan tinggi, sapaan maupun kritik dianggapnya angin lalu.
* Belajarlah menjadi sutradara sejak dini, dengan itu nyatakan hayalan-hayalanmu.
* Ketakutan duniawi ada dalam fikiran dan bukan di balik hati.
* Para penjual itu menanti pembeli setelah cukup berusaha.
* Tirakatnya para penjual dengan modalnya.
* Orang bodoh makanannya (melahap ilmunya) orang pintar, itulah makna yang seharusnya.
* Jangan menjadi bui yang centang-perenang tetapi pilihlah, siapa menitih bui akan aman badan ke seberang; ambillah kemungkinan terbaik.
* Jangan lekas puas sebab dunia terisi realitas serta mimpi hidup.
* Yang hidup dianggap tiada sebab kebodohannya.
* Orang ceroboh juga terlalu berperasaan, tidaklah tenang hidupnya.
* Rasa malu yang berlebihan dapat membuat tidak betah atau tidak kerasan.
* Jangan bertanya kepada orang gusar sebab kesadarannya separuh persen.
* Berbohong pada satu permasalahan, cabang-cabangnya akan berbohong juga.
* Aku dengar hidup itu perjalanan, maka aku berseru; berlarilah!
* Batu sandungan terbaik berbentuk tajam meruncing melukai diri lagi membekasi.
* Enak-tidaknya suatu makanan itu tergantung kunyahan fikir pada kesadaran lapar.
* Keberuntungan sanggup kalahkan logika dan tidak dapat dibeli.
* Keberuntungan itu pertolongan tuhan yang tak disangka-sangka.
* Keberuntungan yang tersangkakan dan ternyatakan ialah keimanan.
* Yang tertipu rencana sesungguhnya sebab hanya melihat kulitnya semata.
* Rumusan cita-cita itu peryataan logis dari panggilan nurani.
* Walau bulan separuh rata, cahayanya tak kurang menerangi malam.
* Cerecah burung melintasi sepinya malam bertanda hujan meredah.
* Melihat sosok lain menambah rindu pada bungamu dan terlupakan mimpimu.
* Langit berhujan deras mengajarkan tidak ragu atau cepat patah semangat.
* Terimalah pendapat orang lain dengan senyum hormat, tetapi jangan lupa gagasanmu semula.
* Kepercayaan mereka kepada kita ialah karya yang semakin lama bertambah nilainya.
* Mendung dan hujan ialah keramat kehidupan, sedangkan petir berdekatan dengan murka tuhan.
* Hujan mengantarkan kelahiranku yang menggeraikan kesejukan; kata para penyaksi.
* Aku cemburu kepada para penemu, dan aku berharap mereka iri akan kehidupanku.
* Mundurlah selangkah bila sebab ajakan, lalu berlarilah secepat tidak terkirakan.
* Gerak efektif-efisien seharusnya seirama kesadaran langkah juga nalar.
* Belajar sungguh dan percaya diri adalah kegilaan kaum rasionalis.
* Agama itu ruh kebudayaan ialah sifatnya, sedangkan lainnya sebagai pelengkap kehidupan.
* Bila kebudayaan nyawanya waktu; berkaryalah, dan bumi memberi masa demi suara-suara.
* Tuhan menurunkan kitab-kitab suci laksana embun di kalbu pagi.
* Pengekangan nafsu itu puasa tertinggi dan pahalanya dirindu seribu kebajikan.
* Kata orang-orang di pasar; pekerjaan dapat ditiru tetapi nasib tidak bisa. Apa jadinya kalau bisa?
* Yang lagi diuji keimanannya, ia sedang mempertaruhkan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
* Berfikir dan berdzikir, sedangkan perjalanan tercepat itu berserah diri kepada-Nya.
* Kata “tidak” ialah penjara dan kata “ya” merupakan penjelmaan dari perjuangan.
* Sedangkan “ragu” atau “keraguan” itu sekawanan awan menunda hujan.
* Ada perlambang yang sejajar dengan yang dilambangkan, ia memiliki kesamaan melodi ke muaranya, dan ada pula perlambang yang berkawinan dengan yang dilambangkan.
* Melegenda gairah tekadku, terhimpun satuan-satuan waktu bersekutu dengan nasibku; kata penggagas.
* Puisi itu alunan lagu diam yang terbacakan lewat antologi.
* Puisi itu tarian yang ditampilkan jika terbaca di atas panggung.
* Puisi merupakan berita gembira yang tercipta dari kesakitan bathin.
* Puisi yang tertuang dalam ruang waktu ganjil, menjelma sesuatu yang agung.
* Puisi tidak dapat dilukiskan sebenarnya jika berharap dimensi kesuciannya.
* Namun bagaimana tahu puisi itu suci atau tidak, kalau tak dilukiskan.
* Puisi memasuki ruang tiga dimensi kehidupan, bagaimana ia dilahirkan pun terlahirkan;
* Pertama, puisi merekam waktu lampau yang memuat hikmah serta kekinian.
* Kedua, puisi merekam kejadian di sekitar penciptaan atau kekinian yang bertahan dalam usianya dan lebih.
* Ketiga, puisi itu merekam masa kan datang, serta berabadi sebab pertolongan tuhan.
* Lelangkah di tengah malam serasa cepat sebab grafitasi bumi melentur berkabut.
* Di siang hari mereka mencipta grafitasi masing-masing, hingga sesaklah oleh ribuan kaki melangkah.
* Pengutil yang sulit terampuni ialah yang mengambil obat-obatan di rumah sakit.
* Banyak orang berkata; uang tiada nilainya kalau sudah memasuk rumah sakit.
* Koruptor yang membelanjakan uang kotornya seperti menghabiskan kebahagiaannya.
* Yang melihat dunia sebagai panggung gemerlap, pastilah sadar itu hanya sekejap.
* Yang telah menghamburkan hawanafsu, sumestinya lebih cepat bertaubat.
* Orang Barat berkata; sebaiknya membangun pabrik roti, dan biarkan mereka kelaparan di atas timbunan peluru.
* Ketika menuju ujung timur, kau melihat matahari separuh air separuh api.
* Hari-hari kelabu anak muda itu lebih dendam dari sebuah rencana besar.
* Gerak kontinyu memercikkan energi dan nyalanya ke titik konsentrasi.
*Rayu atau propaganda memudahkan ide memasuki nalar dan kalbu, tanpa batas bangsa serta warna kulitnya.
* Revolusioner keluar dari kesakitan membawa ajaran-ajaran pembebasan.
* Seorang rasionalis berkata; yang faham akan keadaan ibarat tuhan.
* Seorang seniman angkuh merasa bahwa tuhan sekadar teman sekutu.
* Dalam diri insan ada sifat ketuhanan dan manusia itu tuhan sekejap; kata pelupa.
* Kata orang di ujung ateis; bila tuhan masih ada, Ia punya rencana.
* Janganlah resah sebab aku bukan belenggu, tidak kucuri apa yang kau miliki.
* Ambillah apa yang menjadi dirimu dan harapanku tidak kurang dari itu.
* Sebuah kata ialah perjuangan dan warna menjadikan nyawanya.
* Bacalah kejiwaan penulisnya jika inginkan lebih dari sekadar kutu buku.
* Tubuh itu kayu bakar, nyala api jiwanya, abu-arang sebagai hasil sucinya.
* Di saat berlalu lalang, lagu alam dilupakan dan bulan tergantung membosan.
* Air mata cinta menyuburkan benih setia, dan memperteguh langkah mengarungi keyakinan.
* Lentik bebulu mata oleh tangis menajamkannya, dan kerling pemikatan mempertemukan rindu.
* Aku mempermainkan yang hanya melihat bajuku, dan dia merasa bersalah ketika aku tersenyum.
* Tuhan tidak sudih melihat bayanganmu, apalagi tubuh badutmu; munafik.
* Lebih baik berkawan orang giat yang gembel, daripada berteman dengan mereka yang sok sibuk.
* Sayang, ada yang menghinaku tetapi juga mengambil kata-kataku.
* Bersikaplah keminter kepada yang pelit menularkan ilmu.
* Bersikaplah bodoh kepada yang pemurah mengalirkan ilmunya.
* Ada yang lebih mulia, yakni merasakan dirinya seperti gelas kosong.
* Ucapan selamat atau belas kasihan merupakan hutang; ini jadi merepotkan.
* Samudera langit berbusa gemawan, menghempaskan gerimis ke muka bumi.
* Janganlah larut memandangi gelombang awan, nantinya kau terlena laksana di pantai.
* Para penyair menghancurkan ataupun membangun generasinya dengan nalar melewati perasaan.
* Pujangga menuangkan perasaan bathinahnya untuk direnungkan.
* Kau tidak yakin ketika telanjang dan penuh mantap saat berbusana.
* Benda terpandang hidup sebab melihatnya berpandangan hidup.
* Benda terpandang mati bila melihatnya berpandangan kematian.
* Yang sudah lanjut usia merasa lamban di masa mudanya, maka marilah mengecangkan yang kendor tadi.
* Ringankan beban kembaramu seperti berplesiran menyongsong fajar baru.
* Mitos di belakang, sedangkan impian menghadang dan kini sejarahmu.
* Jawaban yang benar belum tentu kebenarannya, olehlah perlu ketepatan.
* Jangan jatuhkan cita-citamu sebelum ruh meninggalkan jasad.
* Aku tidak sanggup berdiri lama namun mampu berjalan jauh.
* Manusia banyak merahasiakan daripada yang terucapkan; kata petapa.
* Ketika mencium ketakberuntungan sebaiknya berdiam, nanti kan ada yang menyadarkanmu.
* Sembuhkan rasa sakitnya, namun ia bahagia dengan duka sepinya.
* Apakah jatah doaku dikabulkan habis? Lalu aku bertaubat setelah terjawab.
* Jangan meremehkan waktu longgar, nanti kan terinjak olehnya.
* Yang menjual kebohongan seperti memakan buah maja.
* Yang tersenyum memandangi langit, itu sang jujur angannya terlintas.
* Ranumnya cabe merawat dendamnya, namun ia masih punya hati tak mematikan rasa.
* Kebodohan itu benturan tak berdarah, tapi benjolan di kepala membuat rasa malu.
* Terimalah kata-kata dalam jiwa sebelum keringat kering menidurkan raga.
* Hujan pertama jangan riang-riang, nanti malamnya kau bakal meriang.
* Sebelumnya belum tersadari kalau kan kena musibah, musibah datang setelah disadarinya.
* Dalam ruangan ada gema hampir putusasa; muntahkan serta pilihlah.
* Air suci perisai yang terawat keikhlasan, bila terkelupas oleh sifat riya.’
* Kemapanan itu setelah melewati kesakitan bertubi.
* Tiada musim panen berkarya sebenarnya sebab semuanya tergantung jiwa.
* Kayu yang belum berarang tersiram hujan bagaikan mimpi tertunda.
* Ketentuan takdir seperti timbangan, dapat terubah oleh keringat atau pun malas.
* Ketentuan takdir terjelma di setiap atomnya detik oleh ucapan “ya” atau “tidak.”
* Setiap gejala waktu terikat masa kan datang yang telah tertandakan.
* Nostalgia menjadikan waktu keriput di pagi-pagi ciumi bau rumput.
* Makna hayat ibarat mengambili reranting demi selogam uang di pasar.
* Inteljen seperti pembantu berbisik ke telinga istriku, ketika beranjak tidur istriku membisik ke telingaku, lalu dalam dadaku ada misteri terselip di antara misteri.
* Para pekerja tiang jembatan layang itu, menimbang resapan air di dalam tanah.
*Waktu meninggalkan pelena, ketika bersemangat digayuh masa, sedangkan deru jiwa sayapnya.
* Habislah kata-kata dilampaui, adat dilangkahi, orang utama berserah diri.
* Dunia tak hanya berupa kabut, sakit itu hidup dan lupa sebagaimana mati.
* Yang menyapa berembun basah akan diterima dengan kesegaran jiwa.
* Kau memberi waktu akan dihadiahkan tempat bagimu.
* Dalam lukisanmu ada ruh di ruang dadaku; kata pengamat.
* Kasih mempersembahkan sekuntum lekuk tubuh di malam harum.
* Oh tuhan, berilah hakikat kebimbangan agar terpastikan senyum perawan.
* Setengah rata bulan di matamu menandai keterikatan matahari.
* Perencanaan itu mengurai detak jantung disimpannya dalam tabung rencana.
* Nyamuk mengintai di pebukitan tubuh demi hidup ia menyakiti.
* Sepenggal cinta di detak jantung, sepenggal lainnya dibiarkan merana.
* Gerak kecepatan kalbu, jauh melesat dari jangkauan nalar.
* Ketika membaca berilah tanda garis di bawah, jika kau anggap penting.
* Catatan pinggir bukan mengotori jika ditujukan demi penajaman arti.
* Jangan menjadi penerima tetapi jadilah pemberi laksana gelombang.
* Waktu adalah tetap dan tidak bergerak cepat walau kau berlarian.
* Seorang kutu buku tanpa kenangaan musik ibarat putik tanpa angin.
* Malam mematangkan buah-buahan yang bergelantungan di pepohon.
* Lewatilah jalan kedamaian, nanti kan sampai lebih awal tanpa menunggu.
* Akrapilah sekitarmu agar disapa yang tersembunyi dari dunia kelembut.
* Tiada keluh-kesah dalam pendakian malam, dan sang surya lahir di kakinya.
* Berjagalah di waktu malam agar jiwamu senantiasa terjaga.
* Ribuan lintang menerangi malam walau tanpa sewajah bulan.
* Jadilah bagian malam terpenting dan bagian siang yang menghujam.
* Kerajaan malamlah yang kuasai fajar dan senja kehidupan; kata penyair.
* Ketika rahimmu kuisi dengan nyanyian rindu, maka lahirlah rembulan.
* Orang sibuk dapat digoda namun keikhlasan tak mungkin tergoda.
* Pakailah celak atau bercakaplah untuk mengurangi rasa kantukmu.
* Ada cahaya hikmah yang terambil, adapula yang jatuh laksana pulung.
* Sikap bersyukur murah hati sanggup menolak bencana serta mampu melapangkan dada.
* Bahagialah yang dapat memberikan mangfaat kepada kehidupan orang lain.
* Perasaan penyair lebih lembut dari hati seorang perawan.
* Tangisan pejaka lebih berharga dari kehormatan perempuan.
* Cahaya lenyap di pandang mereka ketika kecepatannya lewat.
* Menyadari banyaknya ruang-waktu serta persembahkan kesendirianmu.
* Banyak yang mengagumi butiran mutiara, tapi kenapa tak terpukau pencariannya?
* Musik itu ruh yang melayang-layang dan suatu lagu ialah ruh yang terbentuk.
* Siapakah yang mengambil kata-kata tanpa gagasan itu?
* Bertafakurlah serupa burung berkaca di atas telaga.
* Membaca buku itu cat yang tak habis, kuas yang tak lelah menari.
* Tiada terelak sedikit demi sedikit berbukit-bukit, itulah pegunungan seribu.
* Sugesti semacam mitos ialah suatu unsur pembentuk pengetahuan.
* Sugesti paling istimewa nan mulia ialah cinta.
* Perasaan merupakan hasil gesekan ingatan serta pengalaman.
* Ketika nyatanya telah sampai seolah makna tak diperlukan lagi.
* Cahaya matahari itu material dan cahaya rembulan ialah spiritual.
* Ingatannya adalah alamat yang dituju kembangkan.
* Dunia bukanlah kebetulan tetapi saling tarik-menarik dan hindar-menghindari.
* Perasaan takut, rasa malu, harapan serta cemas, ada dalam cinta, betapa luas samudranya.
* Bagaimana bisa terbang melebihi kenyataan, sedangkan sayapnya masih ada.
* Ruh ialah makna hayati yang dihidupi atau sesuatu yang dimaknai serta memaknai.
* Seekor burung belajar pada dedaunan, mendung serta anak sungai, ia keturunan matahari dan rembulan.
* Jikalau dikatakan nabi sebab menggubah syair-syinair, tentu wanitalah tuhannya.
* Banyak penyair yang melantunkan keindahan namun tiada dimengerti dirinya sendiri.
* Siapa yang tega mengusik ketenangan telaga, tidaklah memberimu segala.
* Kalau mempersempit waktu beribadah, masa-masamu dipersempit oleh-Nya.
* Dua mata satu pandangan memberi pengajaran konsentrasi.
* Ruhlah yang menebarkan abu munculkan bara.
* Jiwalah yang tenggelam dalam lautan asmara.
* Tidak ada kutukan namun yang ada ketetapan.
* Istirahlah setengah tidur, kau akan temukan alam di antara maya serta nyata.
* Teks merupakan batang besi memudahkan melihat getaran, setelah mendekati magnit fikiran.
* Pengalaman-pengalaman tanpa direnungkan, hanyalah tong kosong menggolong.
* Suatu kalimah renungan akan menjelma jutaan kemungkinan dan kenyataan.
*Ketika waktu terlahir, lahirlah instrumen suara yang melalui sayap-sayap malaikat.
* Setiap kata ialah doa dan setiap doa pastilah didengar, maka berhati-hatilah menulikan sesuatu; teguran dariku.
* Karya ialah penampakan maka yang terbaik ambillah, yang salah campakkan.
* Adalah harapan itu mampu memperlambat penularan penyakit, dan sebagai pertahanan paling ampuh.
* Harapan ialah jalan membahagiakan, dan dari dirinyalah ide kehidupan.
* Bukan waktunya tidak nyambung, tetapi penempatan ruangan yang tidak tepat.
* Untuk mengenali permulaan seharus mencintai terlebih dulu.
* Berhati-hatilah kalau mencari pendapatan dengan pendapatmu.
* Perasaan sebagai pengetahuan pertama; kata pecinta.
* Otak filsuf ibarat terpedo, sekali putar berefek pada rerantai pemikiran.
* Diri kita sering dipermaikan ide serta keyakinan sendiri; kata sudara.
* Tiada di dunia ini keseragaman, yang ada ialah keberagaman.
* Allah kabulkan doamu, tidak berarti Dia pelayanmu dan kau rajanya.
* Nalurilah yang menciptakan aliran-aliran serta madzab-madzab.
* Jadilah penguasa tidak menguasai sebab belum tentu tulus diterima.
* Kehendak berkuasa ialah kekuasaan itu sendiri.
* Kehendak ialah ruh kekuasaan.
* Semua orang dikuasai, maka berbahagialah yang dikuasai kebajikan.
* Keajaiban dan mukjizat ialah ilmu pengetahuan, tetapi dalam ilmu pengetahuan tak ada keajaiban atau yang dinamakan mukjizat.
* Cepat perubahan suhu di dalam tubuh oleh kesungguhan atau ragu.
* Suatu sifat filsuf ialah meragukan sesuatu, sebelum memasukkan ke dalam keyakinan nalarnya.
* Berbolak-baliknya hati manusia dalam rencana, sebagai tanda kuasa-Nya.
* Kesan itu penerimaan yang melahirkan pesan.
* Gagasan ialah prodak yang dihasilkan kenangan, yang mengendarai imaji.
* Imajinasi terlahir dengan seperangkat logika yang didramatisir.
* Gagasan itu sesuatu yang telah melampaui, sedangkan imaji ialah yang sedang melampaui.
* Kata “saat” menempati reruangan besar bernama waktu.
* Dalam kata “akan” tersimpan daya lebih untuk meneruskan.
* Kata “sudah” itu penyelesaian imajiner, dan kata “telah” merupakan kesepakatan nyata.
* Kata “jika” merupakan penarikan sedari jauh.
* Kata “bila” ialah pengandaian yang berdasar.
* Kata “kalau” sebagai pengandaian merayu.
* Kata “andai” itu pengharapan dengan beban perasaan malu.
* Firasat itu semacam terkaan yang berasal dari pencerahan atau kebeningan bathin insan.
* Firasat melampaui logika, bukannya berkendaraan imaji, tetapi yang dibimbing cahaya keyakinan.
* Firasat di atas mitos pada tahapan sebagai bapaknya pengetahuan.
* Sihir itu penajaman tampakan dari halusinasi.
* Halusinasi hadir sebab lemahnya logika atas kuatnya daya imaji.
* Kata “mandek” itu pemberhentian yang terpastikan, atau teryakini akan janji ketenangan.
* Imajinasi masih dalam kesadaran nalar, hanya saja ikatan rasionalitasnya sangat longgar.
* Akal sehat tanpa perasaan itu kering, sedangkan perasaan tanpa akal sehat itu buta.
* Segala yang abstrak, absud serta maya, apabila diulang atau dipelajari-mendalam, akan menemukan hekikatnya. Jadi, segalanya tidak mungkin ialah mungkin.
* Yang menjadikan tidak mungkin sebab kesadaran akan ketidakmungkinan.
* Ada rancangan sistematis dalam otak manusia, dan perasaanlah yang menghaluskannya.
*Penipuan di dalam penelitian sering muncul, sebab ketidakjujuran serta oleh kebodohan pengamatan.
* Maka kebodohan sama jenisnya dengan ketidakjujuran, hanya saja kerjanya yang berbeda.
—-

0 comments:

Post a Comment