Menukik Ilalang
seorang perempuan
memungut bungabunga di tepi pekuburan
ia bersajak seiring napas rembulan
kepada arwah embun
dan malam berkabut lalu menerbangkan
doadoa untuk kekasihnya yang tengah terbang melintasi ilalalang
lalu tibatiba doanya menukik
berubah belatung dan lalatlalat
menderasi ngarai pelupuk
ia menangisi air mata
yang pecah untuk kekasih
-sesederhana rintih ritual kematian
Dalam malam, 03 05 11
Mendaki puncak Amarilis
sejauh pendakian
reranting puisi wukuf ke tepi senja
kunangkunang mematangkan suhu malam
cuaca berkelana sepanjang langit
dan hujan tak berkecipak
bilakah petir membakar kabut?
di punggung, ransel disesaki ambisi dan anganangan
kita lantas menanak jiwa di puncak perapian
bernyanyi bersama pekat napas perbukitan
di kejauhan, rumahrumah, bioskop, kafe,
kapalkapal merapati dada pelacur
dan laut pucat membisu dalam
kemuraman paripurna
mari memasang tenda lalu kita
menghitung jumlah puisi di utara
sebelum fajar menetas di pucuk dermaga
Terkenang pendakian pada 2008
Kendari, 05 05 11
La Ode Gusman Nasiru, lahir di Bau-Bau, 18 Juni 1989. Karya-karyanya pernah dimuat di: Dinamika (Bandar Lampung), Batam Pos (Batam), Harian Global (Medan), Kendari Pos (Kendari), Timur Merdeka (Kendari), Fajar Online (Makasar), Tabloid Oase (Kendari), Kedai Estetik (media online), dan blog sastra Sulawesi Tenggara. Pernah menjadi Juara I Sayembara Cerpen Antinarkoba Provinsi Sulawesi Tenggara (2008) dan juara II dalam lomba baca puisi se-Sulawesi Tenggara III (2009).
0 comments:
Post a Comment