Pages

Sunday, 8 January 2012

’’Caturlogi Novel Pram Tak Pantas Dicekal”

SOLO- Caturlogi novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer sangat tidak pantas dicekal. Sebab selain merupakan karya yang sangat berkualitas, novel tersebut juga mengandung nilai sosiohistoris serta  mengandung aspek kesejarahan yang baik untuk pembelajaran.

“Karena itu, tidak sepantasnya ada pencekalan terhadap karya sastra. Sayang sekali ketika Orde Baru, karya-karya Pram dicekal. Beruntung memasuki zaman Reformasi, secara mudah buku-buku Pram bisa diperoleh dari berbagai sumber,” kata Dr Yohanes Debrito Jurahman.

Dia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, setelah mempertahankan disertasi berjudul “Caturlogi Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (Kajian Sosial, Historis, dan Nilai Pendidikan)”.

Dia diuji oleh delapan penguji Senat Universitas Sebelas Maret (UNS) yang dipimpin Rektor Prof Ravik Karsidi. Lebih dari dua jam, Jurahman mempertahankan pendapatnya. Terutama berkaitan dengan nilai pendidikan yang baik dari karya sastra Pram.

Sisi Ilmiah

Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Ikip PGRI Wates, Kulonprogo itu memang tergelitik mengkaji karya sastra yang tidak boleh beredar selama pemerintahan Orde Baru. Karya Pram dicekal karena keterlibatannya dalam organisasi terlarang PKI.

“Justru itulah kemudian saya mencoba mengkaji dari sisi ilmiah. Ternyata betul, ada implikasi historis, sosial, dan pendidikan yang terkandung dalam karya Pram. Di dalamnya ada unsur yang bisa digunakan untuk pengembangan ilmu sejarah. Novel itu juga merupakan kekayaan literatur sastra yang bernilai sangat tinggi.”

Implikasi pendidikan juga muncul, karena tema yang diangkat dalam novel tersebut bisa menjadi gambaran bagi generasi muda dalam mengalami berbagai persoalan kebangsaan, menurunnya nilai nasionalisme, dan patriotisme.“Karena itu, sesungguhnya Pram layak mendapatkan penghargaan secara proporsional. Kita tidak perlu apriori berlebihan, karena justru itu akan merugikan untuk kepentingan pembelajaran secara nasional. Tak perlu ada kekhawatiran isi novel meracuni alam pikir generasi muda, karena justru bicara tentang hambatan membentuk nasionalisme yang penuh perjuangan dan historis,” kata pria kelahiran Bantul, 2 November 1959 itu.

Dalam kesempatan itu, Rektor Prof Ravik Karsidi mengatakan, dalam setiap karya sastra memang ada unsur pendidikan yang baik. Namun sekaligus bisa pula terdapat kandungan yang kurang baik. Karena itu, selayaknya juga harus bisa dipilah.Jurahman menjadi doktor ke-4 dari Prodi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia, dan doktor ke-38 yang diluluskan oleh Program Pascasarjana UNS.(an-75)

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/07/172693/16/Caturlogi-Novel-Pram-Tak-Pantas-Dicekal

0 comments:

Post a Comment