Pages

Thursday, 26 January 2012

Sapta Nirwanda, "Saini KM Pantas Mendapatkan Anugerah FTI Award" Kamis, 26/01/2012 - 09:32


Sapta Nirwanda, "Saini KM Pantas Mendapatkan Anugerah FTI Award"
Kamis, 26/01/2012 - 09:32


BANDUNG,(PRLM).-Pemberiaan FTI (Federasi Teater Indonesia) Awards kepada Prof. DR. Saini Kosim (Saini K.M) merupakan penghargaan yang sangat pantas dan sudah seharusnya. Sosok Saini K.M dalam memberikan kontribusi pada dunia seni teater sudah tidak perlu diragukan lagi. “Hampir separuh hidupnya, beliau (Saini K.M.) mencurahkan pada karya seni teater, sastra dan ilmu bela diri pencak silat. Karenanya, sudah sepatutnya penghargaan diberikan,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwanda, dalam sambutannya pada Malam Anugerah FTI atau FTI Award bertempat di Teater Tertutup Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Rabu (25/1) malam yang urung dihadiri Ir. Hatta Radjasa, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA, Dr. Marie Elka Pangistu, dan Wagub Jabar Dede Yusuf. Pemberian penghargaan terhadap Saini K.M. yang dilakukan FTI merupakan kegiatan untuk keenamkalinya sejak FTI didirikan pada 24 Desember 2004. Mereka yang telah menerima penghargaan serupa, (Alm)WS Rendra, Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Selamet Rahardjo dan Wisran Hadi. Ditegaslkan Remy Silado selaku Ketua Dewan Juri FTI Award, pemberian gelar kepada Saini KM merupakan keputusan yang paling tepat mengingat perannya sebagai praktisi maupun pengajar di dunia teater. Sebagai pengajar, dia juga menelurkan beberapa murid yang berkiprah di ranah nasional. Saini KM merupakan pria kelahiran Sumedang pada 1938. Dia lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris IKIP Bandung (kini UPI). Perhatiannya pada sastra dan teater telah tumbuh sebelum memasuki perguruan tinggi. Di bidang sastra, Saini KM di antaranya menerbitkan tiga buku puisi Nyanyian Tanah Air (1969), Rumah Cermin (1979), dan Sepuluh Orang Utusan (1989). Kumpulan esai sastranya, Protes Sosial dalam Sastra, diterbitkan pada 1983. Saini KM pernah memenangkan Sayembara Dewan Kesenian Jakata (1973) untuk karya Pangeran Sunten Jaya. Sedangkan lakon Ken Arok mendapat penghargaan dari Depdikbud pada 1990. Selain sebagai pendidik Saini pernah mendapat kepercayaan untuk menduduki pucuk pimpinan di ASTI Bandung (sekarang STSI Bandung) untuk periode 1988-1995), dan menjadi Direktur Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Pendidikan (1995-1999). Dia juga aktif dalam penyelenggaraan Art Summit Indonesia. (A-87/kur)***



http://www.pikiran-rakyat.com/node/174398

0 comments:

Post a Comment