Pages

Saturday 26 May 2012

Sajak Usman Nurdiansyah


Setelah setahun lalu
 :Arni Yanti

setelah setahun lalu
aku mencintaimu dengan penuh perih
juga rasa sakit
atas jarak berarak begitu lambat

kau tak tahu
bahwa semestinya
aku cemburu engkau sendiri
dengan rasa hambar
atau menungguku lapar
dengan perasaan yang semestinya aku ucapkan
meski gagal berulangulang                                                                                  
walau rentang musim pongah di tengah kesedihan
aku masih cemburu engkau sendiri
 
jangan anggap aku tidak hormat
aku mencintaimu terlalu cepat
sebab setahun yang lalu
aku pernah mencintaimu begitu lambat
hingga sayu matamu
tak sampai pada hari haru yang layu
masih saja mengenang diingat ikat
juga masih mengepung di musim rampung

setelah setahun lalu
aku mencintaimu
dan barangkali rinduku tak semulus tandus
airmata mematahkan cuaca
atau wajahmu pemalu menahan langit sendu
aku tetap cemburu kau sendiri

dan ketika kau tak mencintaiku
setelah satu tahun lalu
aku pun tak begitu.

2012



25 Juni
: Arni yanti

hari ini angin lebih lincah
dari ciuman yang menangkap pikiran
sebab lidah tak terkendali menari
berzikir mendoakan izroil
agar ia memperlambat waktu
dan mengambil kesempatan
memperpanjang rambutmu
dan kesetianmu padaku

kekasih, aku tak menuntut apapun darimu
sekalipun menuliskan 21 sajak dari bau ketiakmu
sebab epitaf masih berjarak dari kenangan
juga ucapan selamat akan menjadi paling keramat

kekasih, aku pun tak bisa memberikan apaapa
seperti laut yang engkau harapkan acap kali
rasanya ingin sekali menikahimu sebagai gelombang
agar rindu senantiasa menggulung merampung
pada usiamu yang agung

dan jika nyala lilin masih setia dengan musim
yang kau janjikan
pada detik-detik yang lambat
bersiaplah
aku akan datang sebagai laki-laki yang menantang
langkah usia.

2012



Lembang: Pucuk Teh 
dan Nyala Kenangan
: Arni Yanti

2 jam sebelum langit marun
di bawah pilar jembatan
orang-orang bergerak lambat
seperti ingin menyebrangkan kesedihan
pada detik-detik yang telah kita sepakati
untuk mengasingkan masa lalu

engkau masih tetap sayu
tahi lalat di pipi dan lipstik merah jambumu itu
adalah isyarat untuk kita bertemu:
tentu keduanya akan mengganggu bibirku

di kota ini
pucuk-pucuk teh bulan mei
lebih muda dari cinta kita
tetapi ujungnya tak lebih runcing
dari peristiwa yang akan kita hadapi

Arni, kenangan kita seperti gerimis
menetes di antara ingatan dan kesetiaan
dan kupastikan tak ada isyarat perpisahan
yang tak benar-benar kita inginkan

pada saat itu pula
aku ingin menjadi bros di dadamu
yang mengikatkan tilawah dan silsilah
yang senantiasa lesat dan tersesat
di bawah lampu kota dan bundar matamu

lebih lama, mungkin selamanya
kita adalah sepasang kekasih ajaib
mengibarkan bendera galib
dan pada saat itu pula
engkau dan aku menjelma cahaya

menyala-nyala.


Juni-Juli 2012



Sepanjang jalan Moh Toha
: Arni Yanti

di sepanjang jalan Mohamad Toha
narasi kita diciptakan dari lintas lampu merah
yang sabar
dari terpal yang membentangkan alamatmu
untuk engkau berteduh
juga dari asap tipis
setipis luka kita

engkau setia duduk dibelakangku
sambil memeluk erat tubuh
sedang aku mengendari kenangan
dari rindu yang tak sia-sia mengebul

peluklah lebih erat
kelak parfummu akan memanjakan
dan menguapkan kembali kenangan di pungugungku

di sepanjang jalan Mohamad Toha
narasi kita dibentuk dari lampu-lampu hijau
seperti mengajak kita
untuk segera saling melingkarkan cincin
atau dari lampu kuning
yang senantiasa mengingatkan
agar engkau dan aku
benar-banar saling memahahi perjalanan


2012

0 comments:

Post a Comment