Sajak-sajak Heri Maja Kelana
DETIK MENUJU SUBUH
apakah kearifan akan datang dari keheningan? sunyi lindap dalam jiwa ketika detik-detik menuju subuh luka-luka tubuh lebur tubuhku menjadi doa-doa di malam siwalatri
sunyi lindap dalam jiwa ketika laut-laut tenang dan air mata tergenang lalu kau serupa dewi kesedihan yang sunyi di malam siwalatri
sunyi lindap dalam jiwa aku benar-benar menggelepar ketika detik-detik menuju subuh dan udara semakin luruh
2007
USIA SUBUH I
sepi merunduk bulan terkantuk ini pagi yang tenang aku berlayar bersama dzikir
ketika adzan menebal telinga subuh menjadi renta aku mengarifi usia tinggal menunggu keranda
di usia subuh kupahami wajah-wajah itu sebagaimana mengeja sembilan puluh sembilan namamu
2007
USIA SUBUH II : Ayung
wajahmu kukenal ketika hujan turun diam-diam : musim bersemayam
aku masuk dalam sajak hingga setiap kata kusetubuhi dan kunikmati ayunan-ayunan waktu hingga tubuhku rubuh
sungguh kurasakan subuh sebagai usia belia kemudian menjadi tua
Tasik, 2007
MUSIM
sempatkah kau menulis dirimu sendiri sebelum musim berhenti dalam alismu musim menari lari umpama pohon menanggalkan daun-daunnya sendiri lalu kau serupa puisi yang ditulis sore tadi
tiba-tiba aku mengambung kasturi saat dada yang bidang menjadi ruang-ruang : mati
musim berlapis menurun menuju amarah yang akan diredam oleh tanah leluhurku sedang menunggu pasrah kita juga akan hijrah ke sana
2007
Heri Maja Kelana lahir di Majalengka, 14 Januari 1986.
http://www.arsip.net/id/link.php?lh=A1QGDwdSUlMD
0 comments:
Post a Comment